Ibu,,
Engkaulah pahlawanku
Berjuang rela mati
demi aku,, anakmu
Kau lawan rasa sakit
‘tuk buatku bangkit
Kau pertaruhkan nyawamu
berharap dapatkan tangisku
Ibu,,
Kasih sayangmu sungguh suci
laksana bidadari surgawi
Belaianmu teramat lembut
bak kain sutra yang terajut
Kau adalah lenteraku
penerang hati dan jiwaku
Indahnya perhatianmu
takkan semu
takkan jemu
Kasih sayangmu sungguh suci
laksana bidadari surgawi
Belaianmu teramat lembut
bak kain sutra yang terajut
Kau adalah lenteraku
penerang hati dan jiwaku
Indahnya perhatianmu
takkan semu
takkan jemu
Oh,, Ibu. .
Begitu banyak dosaku padamu
seringkali sakiti hatimu
tak dengarkan ucapmu
tak mengindahkan pintamu
terkadang acuhkanmu
bahkan sempat khilaf ini dustaimu
Begitu banyak dosaku padamu
seringkali sakiti hatimu
tak dengarkan ucapmu
tak mengindahkan pintamu
terkadang acuhkanmu
bahkan sempat khilaf ini dustaimu
Namun kau sungguh wanita mulia
kau balas tiap tingkahku
dengan sebaris senyum simpul
Kau tatap lekat nanda
dengan sejuta asa
berharap bahagiaku senantiasa
juga segenap rasa bangga
di hatimu
kau balas tiap tingkahku
dengan sebaris senyum simpul
Kau tatap lekat nanda
dengan sejuta asa
berharap bahagiaku senantiasa
juga segenap rasa bangga
di hatimu
Ampuni aku,, Ibu. .
Aku ingin melihatmu
tersenyum selalu
Kuingin melihat air mata bangga
basahi paras ayu Ibu
Ingin kutebus dosa
yang tak mungkin mampu kutebus
Ingin kubalas jasa
yang takkan mungkin dapat terbalas
Aku ingin melihatmu
tersenyum selalu
Kuingin melihat air mata bangga
basahi paras ayu Ibu
Ingin kutebus dosa
yang tak mungkin mampu kutebus
Ingin kubalas jasa
yang takkan mungkin dapat terbalas
Mungkin hanya seuntai doa
dapat kulantunkan senantiasa
pada Sang Pencipta
Semoga Ibu selalu bahagia
di dunia dan akhir masa
Semoga selalu Allah muliakan Ibunda
setara dengan umi-umi penghuni surge
dan para syahid yang wibawa
dapat kulantunkan senantiasa
pada Sang Pencipta
Semoga Ibu selalu bahagia
di dunia dan akhir masa
Semoga selalu Allah muliakan Ibunda
setara dengan umi-umi penghuni surge
dan para syahid yang wibawa
Arnis Sulistyaningtyas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar